MEKANISME KERJA OBAT PADA RESEPTOR
A.PENDAHULUAN
Mekanisme kerja obat lain adalah berikatan dengan reseptor karena
sebagian besar obat berikatan dengan suatu reseptor. Suatu reseptor dapat
berinteraksi dengan suatu ligan antara lain: hormon-hormon endogen dan
neurotransmiter, atau agen-agen pengatur lainnya. Pada umumnya obat atau ligan
dapat bertindak sebagai agonis dan antogonis. Agonis merupakan analog hormon
endogen dan neurotransmiter, artinya agonis menimbulkan suatu efek biologis,
meskipun efek yang ditimbulkannya bisa bersifat menstimulasi atau menghambat.
Agonis yang berbeda mengaktifan reseptor dengan tingkat efektivitas yang
berbeda pula. Agonis yang menyebabkan atau menstabilkan proses konfirmasi yang
kurang produktif disebut agonis persial. Sebaliknya obat-obatan antagonis
adalah agen-agen yang menghambat efek-efek yang diperantarai oleh reseptor
setelah dipicu oleh horon , neurotranmiter, atau obat-obat agonis melalui
persaingan untuk mendapatkan reseptor.
Obat-obat antagonis adalah penghambat kompetif bagi agonis dalam
mendapatkan reseptor. Namun, baru-baru ini
agen-agen antagonis ditemukan memiliki aktivitas interiksi negatif, atau
bertindak bertolak belakang dengan agonis dan menurunkan aktivitas reseptor
”basal” ( tidak tergantung agonis atau constitutive). Sebagai antagonis menjadi
perantara efek melalui interaksi dengan
lokasi alosterik lian, bukan ditempat berikatannya suatu agonis aslinya (lokasi
ortosterik)
Reseptor merupakn suatu molekul didalam atau dimembran sel yang fungsinya
untuk berinteraksi dengan pembawa pesan kimia endogen didalam tubuh (hormon,
neurotransmiter, mediator kimia bagi sistem kekebalan tubuh, dan lain-lain)
sehingga dapat memicu respon sel. Reseptor membantu mngoordinasikan respon dari sel sel tubuh.
Terdapat 4 jenis reseptor berdasarkan perbedaan letaknya dimembran sel
dan transduksi sinyal. Reseptor tersebut adalah:
1.Reseptor yang tergandeng debgan protein G (GPCR: protein pengikat
nukleotida guanin); juga dkenal sebagai protein metabotropik.
2. Reseptor yang berkait dengan kanal ion; juga dikenal dengan reseptor
ionotropik atau kanal ion teraktivasi ligan
3.Reseptor yang mempengaruhi transkripsi gen
4. Reseptor yang terkait dengan
enzim (mis, kinase, guanilat, siklase, dll); reseptor ini kemungkinan besar
memicu kaskade kinase didlam sel.
Reseptor yang
mengandung protein (GPCR) berjumlah lebih 2% dari seluruh gen dalam genom
manusia. GPCR dikenal karena keterlibatannya dalam fungsi fisoilogis, termasuk
neurotransmisi, penglihatan, penciuman, aksi hormon, agregrasi platelet, dan
kemotoksis leukosit.
kerumitan transduksi
sinyal yang diiniasias GPCR bergambar dengan dengan banyaknya protein G,
termasuk 18 sub-unit α yang bisa dkelompokan menjadi empat kelompok, 12
sub-unit β, sub-unit γ. Protein G umumnya dikenali melalaui sub-unit α-nya.
Jadi kompleks heterotrimerik G memilki α-G,
Gq memiliki α-G, dan seterusnya. Ada empat sub-famili dari sub-unit γ. GPCR
diaktivasi oleh sjumlah stimulus, seperti hormon, kemokin, nukleotida, pembawa
pesan yang berasal dari lipid, kation divalen, dan cahaya.
STRUKTUR
MOLEKUL
Meskipun struktur da fungsinya beraneka ragam, semua GPCR memiliki
suatu bentuk molekuler yang sama.GPCR
memiliki tujuh domain transmembran,yang terhubung oleh loop intraseluler dan
intraseluler (suatu terminus N ekstraselulrer dan terminus C
intraseluler).jumlah molekul sinyal yang sangat
banyak,hormon,neurotransmitter,kemokin,dan mediator local dapat mengaktifkan
GPCR yang berbeda-beda denggan spesifisitas yang sangat tinggi.GPCR berhubungan dengan kelas
protein pengikat GTP heterotrimerik yang
berbeda-beda (protei G).
Protein G terdiri dari tiga sub unit : α, β dan ϒ. Himgga saat ini telah
ditemukan sekitar 17 gen yang menjadi subunit α, 5 subunit β dan 12 subunit ϒ.
Interaksi protein G dengan GPCR menyebabkan terpisahnya subunit G α dari G β ϒ,
dan salah satu subunit tersebut dapat bertindak sebagai efektor hilir. G β ϒ
bertindak sebagai suatu subunit dimer sehingga dapat memperkuat sinyal yang diperantarai reseptor
dengan cara mengaktifkan sejumlah target akhir, seperti enzim dan kanal ion.
Protein G dikelompokan
kedalam 4 kategori besar berdasarkan kesamaan rangkaian subunit G α
masing-masing : G αs, G αi/o, G αq/11,dan G α12/13. Kelasifikasi ini menunjukan
spesifisitas reseptor dan bias juga spesifisitas efektor. Gs dan Gq memiliki
dua jalur efektor yang baik, yakni jalur adenila siklase dan jalur fosfolipase
C- β (PLC β).
MEKANISME
TRANSDUKSI SINYAL
Reseptor hormone stimulatif
(Rs) adalah suatu reseptor yang dapat mengikat diri dengan molekul sinyal
stimulatif, sementara hormone penghambat (Ri) adalah suatu reseptor yang dapat
mengikat diri dengan molekul sinyal penghambat. Protein G regulative-stimulatif
adalah suatu protein G yang terhubung dengan reseptor hormone stimulatif(Rs)
dan jika aktifitas, subunit α nya bias merangsang aktifitas suatu enzimatau
metabolism intraseluler lainya. Sebaliknya protein G regulative penghambat
terhubung dengan suatu reseptor hormon penghambat dan jika aktifasi subunit
α-nya bias menghambat aktifitas suatu enzim atau metabolism intraseluler
lainya. Adenila siiklase adalah suatu glukoprotein transmembran yang
mengatalisasi ATP untuk membentuk cAMP dengan bantuan kofaktor Mg2+ dan Mn2+. cAMP yang dihasilkan merupakan second
messenger dalam metabolisme sel dan
berfungsi sebagai aktifator allosterika bagi protein kinase A (PKA).
PKA adalah suatu enzim
yang sangat penting dalam metabolisme sel karena kemampuannya untuk mengatur
metabolism sel melalui fosforisasi enzim-enzim tertentu di jalur metabolic. PKA
juga dapat mengatur ekspresi gen tertentu, sekresi sel dan permeabilitas
membrane .
REGULASI
RESEPTOR
GPCR menjadi tidak sensitive
(densitisasi) jika terhubung dengan ligannya dalam waktu yang lama. Ada dua
bentuk desensitasasi :
1. Desensitisasi
homolog yaitu ketika GPRC yang telah teraktifasi mengalami dowuregulasi
2. Desentisisasi
heterogen yaitu ketika GPCR yang telah teraktifasi akan menyebabkan
dowuregulasi suatu GPCR yang berbeda
Reaksi kunci dari dowuregulasi
ini adalah foforisasi reseptor intraseluler ( sitoplasmik) oleh protei kinase
aktifasi B2AR oleh agoinis akan menstimulasi adenilat siklase melalui
penggandengan protei G heterotrimerik Gs. Pensinyalan yang dimediasi reseptor
melalui jalur ini terjadi dalam waktu
beberapa detik setelah pengikatan agonis.Namun, setelah aktivasi yang
lebih lama,kemampuan reseptor untuk mengaktifkan
adenilat siklase melalui Gs akan jauh berkurang.Pengurangan transduksi sinyal ini biasanya disebut
desensitisasi dan dimediasi oleh regulasi reseptor itu sendiri.
SELEKTIVITAS
OBAT TERHADAP RESEPTOR
Selektivitas obat (yaitu
ketika suatu molekul kecil yang dikembangkan untuk berikatan dengan reseptor
protein G menunjukan efek diluar target dengan bereaksi silang
bersama angota kelompok yang lain) adalah suatu persoalan yang dikenal baik dalam pengembangan
pengujian obat yang bekerja pada GPCR
KLASIFIKASI
RESEPTOR PROTEIN G
Reseptor yang menggandeng
protein G dapat diklasifikasikan menjadi
6 kelas,antara lain:
1.kelas A (mirip
rodopsin)
2.kelas B (kelompok
reseptor sekretin)
3.kelas C (glutamate
metabotropik/feromon)
4.kelas D (reseptor
feromon)
5.kelas E (reseptor AMP
siklik)
6.kelas F
(frizzlet/smoothened)
Berikut ini akan di
jelaskan beberapa contoh klasifikasi
reseptor yang mengandung protein G (kelas A,B,C dan F)
1.KELAS
A:RESEPTOR MIRIP REDOPSIN
Reseptor mirip
redopsin (kelas A)adalah kelompok GPCR terbesar dan kelompok yang paling banyak diteliti dari
sudut pandang fungsional dan structural.respon ini menunjukan keanekaragaman
pada tingkat sekuen sehingga bias dibagi lagi
keedalam 19 sub-kelompok (sub
-famili A1-19)berdasarkan analisis fsikogenetika.
-famili A1-19)berdasarkan analisis fsikogenetika.
Berikut adalah
penjelasan 21 contoh reseptor mirip
redopsin.
1.Reseptor Adrenergik
Reseptor adrenergik adalah
GPCR yang terhhubung dengan protein G trimerik.reseptor adrenergik β lebih
mendukung interaksi protein G
heterotrimerik yang memiliki subunit G-αs (Gs) dan G-αi
(Gi).subunit G-αs (Gs)mengaktifkan sejumlah isoform dari adenilat.
a.transmisi saraf
adrenergik
saraf adrenergik
melepaskan neurotransmiter, norepinefrin (noradrenalin,NE), epinefrin (EP) dan
dopamine (DA).Norepinefrin dilepaskan dari ujung saraf sebagai respon terhadap
impluls saraf atau obat .NE
berinteraksib dengan reseptor α dan β
,aksi reseptornya akan berhenti dengan
penangkapan kembali dan penyimpanan dari ujung saraf yang asli,atau dinonaktifkan oleeh suatu
enzim.
b.Mekanisme
aktivasi reseptor β
Resptor β2-adrenergik yang telah teraktivasi akan mempercepat pengikatan (perlekatan)
suatu protein G heeterotrimerik-stimulatif atau dikenal dengan Gs (yang terdiri
dari subunit α,β dan ϒ)kereseptor. Setelah pengikatan GTP,subunit Gs akan
memisahkan diri menjadi Gα dan Gβϒ.biasanya Gα dianggap sebagai subunit yang
merangsang adenilat siklase,namun Gβϒ juga dapat mengaktifkan jalur-jalur tertentu.
Pembagian obat menurut
aksinya terhadap adrenoreseptor adalah sebagai berikut:
a.Agonis reseptor α-1
Contoh obat-obatan yang
termasuk agonis reseptor α-1 adalah:
1.Efedrin
2.Amfetamin
3.Fenilefrin
4.Metaraminol
5.metoksamin
b.Agonis reseptor α-2
reseptor α-2 ditemukan di
dalam membrane presinaptik pada sinaps
adenergik dan reseptor luar di saluran tubuh,termasuk system saraf pusat
(CNS).contoh obat-obatan yang termasuk agonis reseptor α-2 adalah:
1.Klonidin
2.Deksmedetomidin
c.Agonis reseptor β
contoh obat-obatan yang
termasuk aggonis reseptor β adalah:
1.Isoprenalin
2.salbutamol
d.Obat-obatan
simpatolitik
Obat –obatan ini menghambat
reseptor adrenergic α dan β (antagonis
reseptor α dan β)Obat-obatan
ini mungkin memiliki aksi simpatolitik dengan menghambat
ganglion simpatetik.
1.Antagonid reseptor α
Obat-obatan yang memiliki sifat
antagonis reseptor α antara
lain:Fenoksibenzamin,Fentolanin,Tolazolin,Prazosin dan Doksazosin.
2.Antagonis reseptor β
Antagonis ini pertama kali di
sintesis lebih dari 50 tahun yang lalu,dan telah berkembang menjadi keluarga
obat yang besar.Obat- obatan berikut ini digunakan untuk menggambarkan cirri pokok perbedaannya:propanolol,
Atenolol, Metoprolol, Okspernolol, Esmolol, Sotalol, Labetalol.
2.Reseptor Purinergik
Istilah reseptor purinergik
(purinoseptor) pertama kali di perkenalkan untuk kelas reseptor membrane yang
memperantarai relaksasi otot halus usus jika diaktivasi oleh ATP(purinoseptor
P2) yang dilepaskan neuron adenosine(purinoseptor P1).purinoseptor P2 kemudian dibagi lagi kedalam lima fenolipe
yang luas(P2X,P2Y,P2Z,P2U,dan P2T) berdasarkan profil farmakologi dan distribusi
jaringannya.Setelah itu purinoseptor
dikelompokan lagi ke dalam keluarga reseptor ATP metabotropiik (P2Y,P2U,
dan P2T)dan reseptor ATP ionotropik(P2X, dan P2Z) dan kemuddian disebut sebagai
keluarga P2Y dan P2X.
3.Reseptor 5-Hidroksitriptamin (Serotonin)
Serotonin
(5-hidroksitriptamin,5-HT) memperlihatkan
efeknya melalui sejumlah reseptor
yang terikat membrane.4-HT dan reseptornya ditemukan didalam sistem saraf
pusat maupun saraf pimer,serta di
sejumlah jaringan non-neuron,didalam usus,system kardiovaskuler dan darah).
a.Biosintesis serotonin
Biositesis serotonin
melibatkan hidroksilasi L-trifopan oleh enzim triptofan hidroksilase untuk
membentuk L-5-HTP.kemudian didekarboksilasi olah asam L-anino aromatic dekarboksilase untuk membentuk
5-hidrok-sitriptamin(5-HT;serotonin).serotonin dibungkus kedalam vasikel-vasikel penyimpanaan oleh
transporter monoamine vasikel 2(VMAT).
b.Klasifikasi reseptor
serotonin
Berdasarkan Nomenclature committee of the
internasional union of pharmacology (NC-IUPHAR),reseptor serotonin dibagi
menjadi 7 subtipe reseptor.sub-tipe utama yaitu
5-HT17,5-HT1,5-HT2,5-HT4,keempat tipe ini menggandeng protein G,sementara
sutipe 5-HT3nenunjukan suatu kanal ion teraktivasi ligan.pembagian obat sesuai
aksinya terhadap reseptor serotonin adalah:
1.serotonin norepinephrice
reuptake inhibitor (SNRI)
2.antidepresan
trisiklik
3.agonis serotonin
4.antagonis serotonin
4.Reseptor Neuropeptida
Merupakan reseptor presinaplik
untuk empat keluarga opioid neuropeptida,neuropeptida ϒ,hormone
adrenokortikotropik(ACTH) dan oreksin.Reseptor presinaptik untuk
opioid[mikro,delta,kappa dan ORL(1) dan
neuropeptida ϒ[ϒ(2) menghambat pelepasan transmitter dari sejumlah neuron,baik
didalam system saraf pusat maupun system saraf pelimer.
a.reseptor opioid
Aksi opioid bias ditentukan
pada level reseptor,sel dan modulasi sekuen didalam system saraf.Glutamat
adalah salah satu transmitter terpenting yang bertinddak disepanjang system
saraf.Transmisi diperkirakan terlibat dalam neurotransmitter.
b.Tranduksi sinyal
reseptor
Mekanisme pengaturan respon
opioid adalah salah satu yang menarik dalam mekanisme toleransi dan
ketergantungan opioid karena reseptor opioid merupakkan komponen dalam kaskade
adaptasi sel yang sangat kompleks.
5.Reseptor Hormone
Adrenokortikotropik(ACTH)
ACTH-R adalah salah satu
reseptor tergandeng protein G terkecil yang pernah ditemukan,dengan bobot
molekul 33kDa dan panjang 297 asam amino.Dua tapak potensial untuk glikosilasi
terkait N diseluruh terminal N ekstra seluler dapat menghasilkan suatu molekul
dengan bobot 43kDa.
6.Reseptor Ereksin
Oreksin adalah sekelompok
neuropeptida yang ditemukan pada tahun 1998,berfungsi mengatur siklus bangun
tidur dan keseimbangan energi metabolik serta
prilaku kecanduaan.Oreksin menimbulkan efek fisiologi melalui dua
reseptor tergandeng protein G (GPCR), yakni reseptor oreksin (OxR) 1 dan
2.Oreksin maupun reseptornya terekspresi didalam neuron khusus diotak,namun
keduanya juga ditemukan disekeliling tubuh.
7.Reseptor Bombesin
Keluarga reseptor bombesin
(BM) adalah salah satu anggota superfamili reseptor tergandeng protein
G.Reseptor bombensin terdiri dari tiga subtype reseptor:reseptor neuromedin B
(NMB) reseptor (BB1),reseptor peptida yang melepaskan gastin (gastrin
realeasing peptide,GRP) (reseptor BB2),dan reseptor orfan subtipe 2,reseptor
bombesin (BRS-3) (reseptor BB3).Nama yang tidak lazim untuk kelas reseptor ini
karena fakta bahwa bombesin dan berbagai peptida lain pada keluarga peptide ini
diisolasi peptide itu.
8.Reseptor
Muskarinik Asetilkolin
Reseptor muskarinik tersebar
didalam tubuh manusia dan memediasi berbagai fungsi fisiologgis menurut lokasi
dan subtipe reseptor.mAChRs tergandengprotein G heterotrimerik.kelima
subtipe muskarinik dikelompokan
berdasarkan jalur pensinyalan intraseluler yang di aktivasi oleh pengikat
ligan.
9.Reseptor Dopamin
Dopamin memiliki efek ematik
dan mengghambat mmotilitas pengenceran;antagonisnya memiliki efek anti
emetik dan stimulan motilitas pengenceran.Dopamin memiliki dua antagonis
primer (antagonis dopaminergik plimer)yakni domperidon dan metoklopramid.
10.Reseptor Galanin
Gelanin adalah suatu
neuropeptida yang terluas di dalam system saraf pusat dan saraf plimer.Efek
fisiologinya di perantarai melalui tiga subtipe reseptor tergandeng protein G
yakni Ga1R1,Ga1R2 dan Ga1R3.sejumlah
data menunjukan bahwa galanin adalah suatu pengendali eksitabilitas(daya
rangsangan)neuro yang sangat kuat di dalam hipotalamus.
11.Reseptor Eikosanoid
Eikosanoid adalah suatu
keluarga turunan oksigenat dari asam dihomo-ϒ-lenolinat,asam arakidonat
Dan asam eikosapentaenoat.eikosanoid
termasuk prostaglandin(PG),tromboksan
(TX),leukotrin(LT),lipoksin(LX) asam hidroperoksieikosapentaenoat (HPEPE),asam hidroiksieikosatetraenoat (HETE),dan asam
hhidroksieikosapentaenoat (HEPE).
12.Reseptor Kanabinoid
Dengan menggunakan agonis kanabinoid yang
kuat,ditemukan bahwa kanabinoid dapat menghambat adenilat siklase didalam sel-sel
neoroblastoma.penghambatan ini tergantung kepada GTP dan bias diblokade
toksin ertutis.temuan ini sesuai dengan
reseptor tergandeng protein Gi.
13.Reseptor Kemokin
Kemokin adalah sitokin
kemeotraktan yang mengarahkan migrasi leukosit
dan diinduksi oleh sitokin inflasmasi,faktor-faktor pertumbuhan,Dan
stimulasi patagon.Kemokin adalah protein basah dengan bobot molekul berkisar
antara 6 hingga 14 KD.Protein kemokin dikelompokan menjadi empat (CXC,CC,C,dan
CX3C) bedasarkan polusi dua sistem pertama yang berdekatan dengan terminal
amino.
14.Reseptor Kinin.
Ada dua keluarga
kinin:bradikinin yang beraksi lambat dan takikinin yang beraksi cepat.keluarga
bradikinin termasuk bradikinin dan Lys-bradikinin (juga dikenal dengan kaladin)
yang dibentuk melalui pembelahan proteolitik precursor protein,kininogen,oleh
protease plasma dan jaringan(yang dikenal dengan kallikrein).
15.Reseptor Endotelin
Reseptor ET terekspresi
diseluruh jaringan,sesuai dengan peran fisilogos ET-1(isofrom paling
banyak)sebagai suatu peptida
vasoaktif yang berasal dari endothelium
dan berpengaruh terhadap pemeliharaan pembuluh darah vaskuler.reseptor ini juga
terlokalisir pada struktur nonvaskuler (seperti sel-sel epitel) dan terekspresi
didalam sitem saraf pusat (gila dan neuron).
16.Respon Histamin
Histamin disintetis dan
dilepaskan oleh sel yang berbeda-beda pada manusia,terutama sel induk
basofil,platelet,neuron histaminergik,limfosit,dan sel-sel
enterokromaffin.hustamin adalah suatu pembawa pesan kimia yang ditemikan
dimana-mana,dapat dilepaskan dari sejumlah sel mast dan berinteraksi dengan
satu dari empat reseptor histamin:H1,H2,H3,dan,H4.klasifikasi reseptor histamin
dipereroleh dari analisis farmakologi yang seksama terhadap respons dari
sejumlah jaringan dan sel yang diisolasi terhadap istamin.
17.Reseptor
Malanokortin
Melakokortin memiliki fuungsi
yang sangat beraneka ragam dengan mengaktifkan protein-proteine membrane integral dipermukaan membrane sel ,yang
disebut reseptor melanokortin midelakortin (MCR)telah dicloning dan diberi nama
MC-1R sehingga MC-5R menurut rentetan koloninya.
18.Reseptor Lisofosfolipid
Lisofosfolipid adalah lipid
yang beasal dari membrane sel dan termasuk
dan termasuk gliserofosfolipid semacam asam lisofosfatidat(LPA) dan
lipid sfingoid,seperti sfingosin 1-fospat(S1P).molekull ini serta molekul lain
yang terkait dapat berfungsi sebagai sinyalektraseluler pada hewan vetebrata
dengan mengikat dan mengaktifkan reseptor terganddeng protein G.
19.Reseptor
Vasopressin
Vasopressin (suatu hormone
antidiuretik)adalah pengatur fisiologis utama untuk ekskresi cairan ginjal dan
memainkan peran penting dalam mengatur osmolatilitas serum.kegunaan potensial
antagonis reseptor
yaitu:Hiponatremia,Gagal jantung kongestif,Sirosis hati,dan penyakit
lain.
20.Reseptor Somatostatin
Somastostatin (SST)adalah suatu peptide yang tersedia di
alam dan memiliki fungsi yang beraneka ragam.fungsi penghambatan dari analog
somatostatin bertanggung jawab untuk mengimbangi hipersekresi hormon/amine
biogenic dan dalam pengendalian gejala.efek ini paling terlihat jelas pada
penderita tumorSSTR2/SSTR5TR2.
21.Reseptor
Angiotensin
Struktur molekul reseptor AT2
hampir sama dengan struktur molekul superfamili reseptor tergandeng protein
G,yang terdiri dari 7 wilayah transmembran.Reseptor AT2 terekspresi secara luas
di dalam jaringan fetus,namun hamper di setiap jaringan terjadi regresi ke tingkat rendah secara cepat,atau hilangnya
ekspresi di awal priode pascanatal.
2.KELAS B:RESEPTOR SEKRETIN
1.Reseptor
Celsr
Reseptor 3 tipe cadherin EGF
LAG seven-pas G adalah suatu protein yang disandi oleh gen CELSR3 pada
manusia.protein yang di tandai oleh gen ini adalah suatu anggota dari sub
family flamiago,bagian dari superfamili chadrin.
2.Reseptor
Kalsitonin
Peptide terkait gen kalsitonin
adalah pepida dengan 37 asam amino yang di produsi disejumlah jaringan
penyambungan alternative penyambungan pesan
kalsitonin RNA(CGRPa).di jaringan lain suatu gen menyandi suatu bentuk
CGRPb yang berbeda dengan CGRPa hanya oleh satu asam amino pada tikus dan tiga asam amino pada manusia.
3.Reseptor
Pelepasan Hormon Kartikotropin
Reseptor pelepasan hormone kartikotropin
(CRHR),juga dikenal juga sebagai reseptor faktor pelepasan kortikotropin,adalah
adalah keluarga tergandeng protein G yang mengikat hormon pelepas
kortikotropin(CRH).Ada dua reseptor
dalam keluarga ini,yakni tipe 1 dan 2;masing-masing disandi oleh suatu
terpisah (CRHR1 dan CRHR2).
4.Reseptor
Glucagon
Glukagon adalah suatu
polipeptida dengan 29 asam amino,diproduksi didalam sel-sel α pancreas dan
disekresi sebagai respons terhadap turunannya kadar glukosa selama periode
puasa.Glukagon mengikat produksi glukosa dengan meningkatkan glikogenolisis dan
glikoneogenesis di dalam hati dan melemahkan kemampuan insulin.
5.Reseptor
Penghambat Angiogenesis Spesifik
Penghambat angiogenesis khusus
untuk otak (BAI) termasuk BAI-1,BAI-2,dan BAI-3 adalah protein membrane
integral yang termasuk pada keluarga reseptor 2 tergandeng protein G.selain
menghambat angiogenesis di dalam
otak,protein BAI juga terekspresi di jantung ,timus, otot skelet, dan
disejumlah sel.
6.Reseptor Egf
Merupakan subkelompok yang
sangat erat kaitannya dengan reseptor
tergandeng protein G (GPCR).Reseptor ini
memiliki struktur hidrid yang unik yaitu suatu wilayah mirip faktor
pertumbuhan epidermis(EGF) ekstraseluler digabung di satu wilayah GPCR melalui
suatu yang mirip mucin.Reseptor-reseptor ini umumnya terlihat disel-sel
kekebalan tubuh dan mengikat ligan-ligan seperti CD55.
7.Reseptor Polipeptida
Intestinal Vasoaktif
Peptide Intestinal Vasoaktif
(VIP) dan analog-analognya yang berkaitan secara fungsional maupun structural
diketahui memiliki banyak fungsi fisiologis,termasuk relaksasi
otot halus (bronkodilasi ,
mobilitas usus) regulasi nada mikrovaskuler(vaskodepresi) dan permeabilitas,
regulasi sekresi lender, dan pelindung sel kekebalan.
8.Reseptor Hormone Parateroid
Hormon parateroid(PTH)
diketahui memiliki banyak aksi
kardiovaskuler termasuk efek langsung
terhadap miosit kardiak dan efek inotropik dan kronotropik
positif.selain itu,dari penelitian
secara in vitro dan pemberian
infuse jangka pendek,PTH dapat menghasilkan efek relaksasi otot halus.
3.KELAS C:METABOTROPIK GLUTAMAT
Merupakan suatu jenis reseptor
glutamate yang aktif melalui suatu proses metabotropiik tidak langsung.Beberapa contohnya sebagai berikut:
1.Reseptor
Perasa Kalsium(Calcium-Sensing Reseptor,Casr)
CaSR
adalah salah satu anggota pada subfamily C reseptor tergandeng protein G.CaSR
memiliki topologi reseptor yang
tergandeng protein G,suatu domain tepat pengikat ligan ekstraseluler (ECD) dan
suatu wilayah terminal COOH intraseluler.
2.Reseptor GABA-B
GABA adalah neurotransmitter
penghambatan sistem saraf dan memainkan peran dalam mengatur aktivitas neuron.GABA
melaksanakan aksinya melalui reseptor yang berbeda,yakni reseptor GABA
inotropik dan reseptor GABA metabotropik.
4.KELAS F:RESEPTOR
FIZZLED/SMOOTHENED
Merupakan suatu protein
tergandeng protein G dan disandi oleh
gen SMO dijalur hedgehog(landak) yang terkoservasi dari lalat sampai
manusia.smoothened adalah sasaran molekuler siklopanin teratogen.siklopanin dan
obat yang bereaksi dengan dengan cara yang sama dengan SMO seperti
GDC-0049,pada dasarnya dikennal sebagai antagonis.
RESEPTOR INTI
Reseptor
inti merupakan anggota suatu superfamili yang besar dari faktor transkripsi
DNA,yang mengatur program yang terlibat
dalam suatu spectrum fenomena fisiologis
yang luas.penjajaran sekuen dan bangunan pohon filogenetik menghasilkan
suatu klasifikasi keluarga reseptor inti padda manusiamenjadi 6 kelompok
evalusioner dengan ukuran yang tidak sama:
1.
Kelompok yang besar memiliki
TR,RAR,VDR(NR111),dan PPAR,seperti ROR,Reverb,CAR(NR113),PXR(RN112),LXR dan
lain-lain.
2. Kelompok yang termasuk RXR,COUP-TF dan
HNFF-4.
3. Kelompok
subfamili yang yang termasuk reseptor steroid sepperti ER,GR,dan AR serta ERR.
4. Kelompok
kecil yang memiliki kelompok klon B yang di induksifaktor pertumbuhan saraf
dari reseptor[NGFI-B(NR4A1),NURR1(NR4A2) dan NRO1(NR4A3).
5. Kelompok
kecil lainnya yang memiliki faktor steroidogenik 1 (NR5A1) dan reseptor yang
terkait dengan Drosophila FTZ-F1.
6. Subfamili
yang hanya memiliki reseptor GCNF1(NR6A1),yang tidak begitu cocok dengan
subfamily lainnya.
TRANSDUKSI SINYAL RESEPTOR INTI
Reseptor seseptor ini dapat di bagi ke dalam empat
kelas mekanisme;
Tipe
1:
pengikatan
ligan ke reseptor inti tipe 1 di dalam sitosol menyebabkan disosiasi atau
pemisahan protein- protein homo-demirisasi,translokasi atau
perpindahan darisitoplasma ke inttii
sel,dan pengikatan ke sekuen DNA
spesifik yang diikenal sebagai
unsurerespons hormone (hormone respone element,HRE).
Tipe 2 :
berbeda
dengan tipe I selain mengikat diri ke DNA sebagai heterodimer,reseptor tipe II Terdapat dalam nucleus. Jika ligan
tidak ada reseptor inti seringkali sringkali membentuk kompleks dengan protein
corepressor. Pengikatan ligan ke reseptor ini menyebabkan pemisahan
corepressor dan protein koaktivator.
Tipe
3
Reseptor ini sama dengan reseptor tipe 1
karena kedua kelas ini mengikat diri ke DNA sebagai Homodimer. Namun, berbeda
dari tipe 1, reseptor ini mengikat diri pada HRE direct repeat, bukan ke HRE
inverted repeat.
Tipe
4
Reseptor ini mengikat diri sebagai monomer atau
dimer, namun hanya satu domain pengikatan DNA pada reseptor ini yang mengikat
diri ke satu tempat ikatan HRE. Reseptor tipe 4 ditemukan pada sebagian besar
subfamily reseptor inti.
No comments:
Post a Comment